An Open Letter for You, Hey Great People.

Subang, 9 December 2015.

Together with this open letter, I let my voices finally out of my throat, feelings come up to show and opinions are shared in the name of freedom. I below stated my true words toward this almost-three-years experience of spare-time working. Here we go.

An institution running on spiritual management, a very legendary one – which nobody has not heard it at all, has brought me to hundred of experiences passing good and worst moments. Barely see and facilitate huge number of people, I was very scared for a moment, I realized I could not stand this situation where responsibilities are on my back that much. Watching a lil girl crying along the night and wondering what should I do, I was there. Having the kids crying all together at the same time after watching a very thrilling movie (which wasn’t aimed at children as viewers, seriously dude!), I have been there as well. Spilled the soup on my veil, trapped in a wood that I can never imagine how can I live there any longer, an ikhwan came up to my house to propose me and I had no idea who he is but he said he worked with me in an event (uh oh, no need more explanations) and many other lessons as cannot be mentioned. Or maybe worse, my kids were so smart that I could not even got an answer for their tons of questions. I was a full of regrets, pains, sufferings, mini heartache, insomnia, nausea, and so much more person during my experiences for being a facilitator, or name it mentor, tutor, guide, teacher, time keeper, baby soother and so on and so for.

Maybe I would never done anything appropriately or properly, I made lots of mistakes instead. I see many of my teammates are always much better than me. I fully understand about my flaws. Guess what? I had some teammates talked behind my back (I know they did, but I kept my mouth shut and tidy), watched them asking some friends to come but not asking me, listened how close and intimate they were without me, chose certain people to join an event but got my name unlisted because of some unknown reasons, believe me, I was there. I know it much more than everyone had tried. I see that I only need to learn more and be better and better and better each day I step. But, I eventually step to an edge of the ending where I think I cannot go on any further because simply I cannot stand this anymore. I am enough with these things that I can never understand completely. Name it, “ I am done with this. Thank you.”

Despite the difficulty and heart throbbing feelings I ever discovered during my experiences in this very-religious institution, I enjoyed the moments that I cannot afford by money. Went to a beach where tsunami happened, learned public speaking and dynamics grouping, met many ‘big person’, tried that-wall-climbing-I-will-never-try-again, and had the child of Farhat Abbas in my group. Those are experiences I can never repay in the future. None of these can be learned at school nor on my own. I thank God, alhamdulilaah, for all the worthy chances. By the way, I thank all my friends who had supported me all this time, borrowed me some veils when I got no exact color with others’, worked with me cooperatively, taught me in a very soft tension which I realized Islam is way so beautiful, been with me through good or bad situations and prayed for me when I did wrong in front of them instead of mocking me just the way some of them did. And, I am sending my sincere sorry for all the badmouth I did here, for all mistakes I made and for all unwanted directions that you may refuse. I am truly sorry for what I have done. May Allah do gather us together again someday in a very beautiful place, named paradise. Aamiin.

 

Regards.

A forever learner of Islam,

Yuli Kwania.

Di Balik Orang-Orang Shalih Itu …

Seluruh ibadahnya tidak akan pernah mereka tunjukkan pada seisi dunia,

Banyak do’a yang dikirim dengan ikhlas tanpa satupun orang mendengarnya,

Selalu membuat orang-orang nyaman berada di sampingnya,

Tidak pernah menaruh prasangka dan kecurigaan atas diri orang lain,

Untaian untaian dzikir dilantunkan di hati setiap saat,

Pikirannya yang tiada henti selalu tertuju pada penciptanya,

Tak pernah ada rasa bangga atau sombong atas semua kebaikan-kebaikannya,

Dari lidahnya hanya terlontar perkataan yang jujur tapi tak pernah berpura-pura jujur,

Pujian dan senyuman yang disampaikan untuk sahabatnya adalah hadiah paling sederhana,

Hanya Allah yang selalu menjadi satu-satunya tempat berharap,

Ada keyakinan bahwa segala hal di dalam hidup ini bukanlah bentuk ketidaksengajaan,

Tiada pengakuan lantang bahwa dirinya adalah orang yang shalih.

Resep Bolu Kukus Pisang Ambon

Assalamualaikum..

Teman-teman, menjelang bulan puasa, kayaknya enak kalau sahur atau berbuka ada kue yang nemenin kita makan hehe.. Kali ini saya bereksperimen membuat kue bolu pisang yang diajari oleh mama tercinta. Berikut ini saya bagikan resepnya semoga berhasil yaaa.. Semangaaat! ^^

Bahan Bolu Pisang:

– 250 gram pisang ambon diblender kasar (Kalau ngga punya blender, pake garpu aja ditekan-tekan sampai lumat.)

– 175 gram tepung terigu (Jangan pake terigu timbangan yaa, nanti hasilnya kurang moist.)

– 4 sdm susu bubuk vanila

– 1/2 sdt baking powder

– 75 gram gula pasir (Kalau mau ganti Tropicana Slim juga boleh, sesuai selera aja.)

– 4 butir telur

– 150 gram mentega (Ini nati dimasak sampai cair supaya gampang dimixer.)

– 1 sdt emulsifier atau TBM (TBM itu warnanya kuning, coba tanya ke yang jualan bahan-bahan kue yaa.)

 

 

Cara Membuat Bolu Pisang:

 

Pertama ayak tepung terigu, susu bubuk dan baking powder,

Lalu kocok gula dan telur hingga berwarna putih.

Tambahkan TBM hingga mengembang (Lanjutkan adukan mixer.)

Tambahkan pisang yang sudah dilumatkan tadi, tunggu hingga tercampur rata.

Matikan mixer.

Masukkan campuran tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata.

Tambahkan mentega cair, aduk rata.

Tuang adonan ke dalam loyang yang telah diolesi mentega (Biar engga lengket nanti pas dikeluarin dari loyang).

Setelah itu panggang dalam oven bersuhu 170 derajat celsius selama 25 menit atau hingga matang.

Dan terakhir potong-potong dan sajikan selagi hangat.

Sekian resep ini saya bagikan untuk teman-teman yang mau mencoba sendiri di rumah. Hehehe.. Semoga berhasil ya? 🙂

 

 

Wassalamualaikum.

Suka K-Pop Boleh, Asalkan Tidak Seperti Ini.

Assalamualaikum,

Seiring pesatnya perkembangan trend ‘Koreanisasi’ (segala hal yang berbau Korea khususnya Korea Selatan atau yang diupayakan untuk menjadi layaknya orang Korea) di kalangan muda-mudi masa kini, berikut ini saya bagikan kisah mengerikan di balik fenomena ini yang terjadi pada salah satu sahabat saya. Sahabat saya kini sedang menjalankan studinya di salah satu universitas swasta ternama di kota Bandung, Jawa Barat. Kisah ini saya bagikan untuk menghindarkan kita, khususnya pemeluk agama Islam agar selalu waspada dan tidak mudah mengikuti arus tanpa mengetahui baik buruknya guna melindungi aqidah kita sebagai muslim.

Kisah ini adalah nyata dan diawali oleh minat besar sahabat saya dengan kebudayaan Korea yang patut kita puji sebagaimana kita ketahui bahwa mereka (orang Korea pada umumnya) memiliki kedisiplinan, kesopanan, kepedulian dan kecerdasan yang baik serta memiliki pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan tradisional mereka. Belum lagi, pekerja seni seperti penyanyi dan aktris/aktor yang memiliki talenta plus penampilan fisik yang sangat menarik dapat membuat kita, sebagai orang Indonesia, terkesima dan kagum dibuatnya.

Sahabat saya ini, sebut saja Rosa, memulai minatnya ini dengan langkah yang relevan yaitu mempelajari bahasa Korea dengan seorang guru yang ia panggil “seonsaengnim” (panggilan ‘guru’). Guru ini memiliki perilaku dan sifat yang baik tidak hanya terhadap dirinya, tetapi juga pada teman-temannya dan orang tuanya. Sungguh hal ini sangat terpuji karena dengan latar belakangnya yang berbeda dengan Rosa, gurunya tidak pernah merendahkan atau menjaga jarak dengannya. Beliau juga tidak pernah menyulitkan Rosa untuk sholat maupun beribadah sebagaimana muslim yang baik karena toleransinya terhadap agama lain sangat baik. Sang guru Bahasa Korea ini memiliki seorang istri yang juga sama baiknya, ia biasa dipanggil “eonni” (panggilan seorang perempuan pada ‘kakak perempuan’). Rosa kadang makan bersama dengan gurunya, dan gurunya juga tidak jarang mengunjungi rumahnya. Sang guru bahkan pernah memberikan beasiswa pada siswa-siswa SD di sekolah di mana ibu Rosa mengajar. Sungguh suatu tindakan terpuji yang perlu kita apresiasi, bukan?

Seonsaengnim mengajarkan bahasa Korea pada Rosa dan teman-temannya selama kurang lebih dua tahun secara GRATIS. Sedangkan biaya kursus bahasa asing biasanya memakan biaya yang cukup fantastis. Tentu saja pelatihan gratis seperti ini sangat sayang untuk dilewatkan, apalagi bagi mereka yang memiliki minat tinggi untuk menguasai Bahasa Korea lalu berharap suatu hari nanti dapat berlibur, belajar, bekerja, atau menetap di Korea dan menikahi orang asli di sana. Rupanya, media elektronik yang menampilkan drama atau music video (K-Pop atau apapun nama lainnya) artis-artis Korea itu telah sukses besar menarik tekad orang Indonesia dan negara-negara lain untuk mengunjungi negara mereka.

Setelah beberapa lama, Rosa dan teman-temannya kadang mengikuti perayaan-perayaan yang biasa dirayakan oleh orang Korea, misalnya Imlek. Mereka juga dengan senang hati mengenakan pakaian kebudayaan Korea (untungnya sebagian besar tetap mempertahankan jilbab tanpa membuka auratnya). Mereka juga sering berkumpul dengan orang-orang Korea yang merupakan kawan atau kerabat dari seonsaengnim untuk bercakap-cakap atau sekadar makan bersama layaknya keluarga baru dengan sambutan hangatnya. Seonsaengnim juga sempat mengatakan bahwa jika Rosa dan teman-temannya dapat menjalankan tes Bahasa Korea dengan predikat nilai baik, beliau akan mengajak serta mereka untuk ikut ke Korea dan melanjutkan kuliah di sana hanya dengan uang sebesar tiga juta rupiah (ongkos saja) dan kelak akan keperluan hidupnya akan dibiayai penuh di sana. Menggiurkan sekali, bukan? Tentu saja Rosa dan teman-temannya sangat tertarik dan antusias terhadap ajakan gurunya ini dan menyambutnya dengan penuh suka cita.

Pada suatu kesempatan, Rosa dan teman-temannya diajak untuk menghadiri suatu pertemuan besar yang diadakan pada malam hari. Pertemuan itu kabarnya akan menambah relasi orang Korea dan juga ramah tamah dengan beberapa petinggi asli Korea. Rosa dan teman-temannya pun menghadiri acara tersebut tanpa kecurigaan apapun. Pada pertemuan itu, mereka diajak menyanyi lagu kebudayaan Korea bersama-sama. Rosa menangkap sedikit makna di balik nyanyian itu namun tidak keseluruhan, dan ia merasakan sesuatu yang tidak beres karena ia merasakan seperti berada dalam suasana kebaktian atau peribadatan kaum Krisitiani. Setelah itu mereka juga diajak melingkar dan di sekelilingnya dihiasi oleh lilin-lilin kecil berpendaran dalam suatu ruangan. Lebih anehnya lagi, setiap dari mereka memperoleh nama Korea (nama baru pemberian dari seorang petinggi yang hadir di sana). Tanpa mengetahui apa maksud dari pemberian nama tersebut, Rosa mulai bertanya-tanya dalam hati “Apakah ini baik bagiku? Mengapa aku merasakan ada yang salah di sini? Apakah ini hanya perasaanku saja?”

Setelah beberapa saat ia mengalami malam itu, ia menghadap seorang guru agama (ustadz) yang ia kenal di kampusnya. Ia pun banyak menanyakan tentang hal yang belum lama ia alami sembari menunjukkan foto-foto seonsaengnim dan istrinya, serta kerabat-kerabatnya yang juga turut serta mengajarkan Bahasa Korea. Hasilnya sangat mencengangkan, sang ustadz mengatakan bahwa orang-orang yang terdapat di dalam foto-foto tersebut adalah para misionaris yang tengah marak menyebarkan agama Kristen pada masyarakat sekitar dengan berbagai upaya dan siasat jahat. Sang ustadz menyarankan agar Rosa dan teman-temannya untuk segera menghindar dari orang-orang Korea ini sebab mereka dapat merusak aqidah secara perlahan namun pasti. Rosa yang sempat tak percaya pada perkataan ustadz pun mencari tahu kebenarannya melalu serangkaian pencarian melalui dunia maya baik media sosial maupun search engine seperti NAVER dan membaca beberapa forum, diskusi dan artikel dalam Bahasa Korea mengenai agenda rahasia mereka dalam penyebaran agama Kristen di Negara-negara sekitarnya seperti di Indonesia. Seluruh informasi yang terkait dengan seonsaengnim itu pun ia cari bersama beberapa temannya dan hasilnya sesuai dengan perkataan ustadz yang sebelumnya ia temui. Setelah penyamaran seonsangnim ini terbongkar, Rosa pun mulai menarik diri dari pertemuan dan segala hal yang dapat membuatnya terlibat dalam segala hal yang menyebabkan aqidahnya ternodai.

Dengan adanya tulisan ini, saya berharap banyak kawan-kawan di luar sana terselamatkan dari kejadian yang serupa dalam kisah ini. Kisah ini juga saya uraikan tanpa adanya niat memprovokasi, menghina, membuat prasangka buruk atau menyebarkan nama baik Korea, orang Korea, Rosa dan teman-temannya.

عن أَبِي سَعِيدٍ الْخدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ: فَمَنْ

“Sungguh diantara kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta walau pun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka”. Diantara para sahabat ada yang bertanya “Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah pemeluk agama Yahudi dan Nashrani ?” Rasulullah menjawab “Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhari)

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu. (H.R Abu Daud)

Kisah ini dituturkan ASLI dari pengalaman Rosa (nama yang saya samarkan guna melindungi identitasnya) dan tanpa rekayasa lain pada alur cerita. Mohon maaf jika terdapat kesamaan nama, lokasi, ataupun cara penyampaian dalam tulisan ini. Adapun niat yang saya miliki di sini hanyalah mengingatkan kita sebagai muslim untuk selalu berhati-hati dalam menjalin kekerabatan dengan orang yang baru kita kenali, mengikuti tradisi kebudayaan suatu kaum, menjalankan perayaan atau ibadah yang terkait dengan kaum dan agama lain, serta menuruti keinginan orang atau kelompok lain yang tidak sejalan dengan perintah Allah, pedoman kita al-Qur’an dan al-hadis, contoh yang diberikan Rasulullah dan juga pribadi muslim yang baik.

Semoga tulisan ini dapat dibaca, dipahami dan disebarkan dengan baik tanpa penyalah gunaan yang dapat merugikan saya maupun pihak yang lainnya. Terima kasih.. 🙂

Wassalamualaikum.

Hati (saat ini)

Ya Allah, bolehkah?

Jika saja aku diizinkan untuk mengintip, sedikit saja, ya Allah. Mungkin aku akan bahagia karena yakin sepenuhnya tentang insan yang menjadi pilihan terbaikMu untukku.

Jika saja aku diizinkan untuk berjumpa, sebentar saja, ya Allah. Aku pastikan tidak akan terjadi pertukaran kasih sayang sebelum ridhoMu turun untuk kami.

Jika saja aku bisa menyampaikan satu pesan untuk dia, satu saja, ya Allah. Bolehkah aku tau seperti apakah teman hidup yang dia inginkan, agar aku bisa mulai belajar mulai saat ini.

Jika saja memungkinkan untuk mengetahui keberadaannya saat ini, sekali saja, ya Allah. Ingin sekali aku mengetahui apakah ia menyibukkan dirinya memuji dan menyembahMu setiap saat.

Jika saja ia mau memahami aku dalam keadaanku, ya Allah. Akankah ia masih tetap akan menuruti titahMu untuk menjadi teman hidupku kelak.

Jika saja pernah aku melihatnya di suatu waktu yang tidak aku ketahui, ya Allah. Apakah aku terlihat sedang menyebut namaMu ataukah selainMu.

Jika saja ia pernah menjadi kekasihku yang menginginkan aku menjadi teman hidupnya, ya Allah. Bolehkah aku menikahinya saja?

Bolehkah, ya Allah?

KaKaEn Part One; Pre-KaKaEn

Assalamu’alaikuum dear readers,

Udah lama banget kayanya ngga nulis sesuatu di sini, sampe bersin bersin dan garuk-garuk hidung *sniffs*. Apa kabar para pembaca setiakuuu *EAAA*? Semoga semuanya sehat yaa, tubuhnya, hatinya, pikirannya dan.. dompetnya.

Setelah beberapa waktu, akhirnya kami (maksudnya saya) sampai juga pada salah satu destinasi masa studi pendidikan strata satu di Indonesia, Ka Ka En (Kuliah Kerja Ngelamun) atau kepanjangannya adalah Kuliah Kerja Nyata. Nyata banget pengorbanannya dalam segi materi dan non-materi, keikhlasannya (meninggalkan kasur dan kawan-kawannya yang nyaman di kamar) dan kejauhannya (meskipun saya engga hehehe..).

Kata kaka kelas, yang udah KaKaEn sebelumnya, KaKaEn itu seru dan ngangenin. Ngangenin bareng sama orang-orang baru dan berkawan dengan mereka. Ada juga sih cerita yang ngga seru-seru amat atau malah kesannya horror misalnya kecurian (okay, itu ngga serem), liat penampakan (nah ini maksudnya yang tadi dibilang serem), cinlok (serem bagi yang udah punya pasangan baik resmi, tidak resmi atau sok-sok resmi ajalah) sampai dikejar harimau (yang ini serius!!). Dari semua cerita kaka kelas, ngga seru kalo bukan kita tokoh di dalamnya, yang menjalani pahit-asam-manis-gurih-asin-lada dalam Sinema Terbesar Terdahsyat TerWahWah dalam kehidupan mahasiswa strata satu pada umumnya yaitu KaKaEn! *tebar bunga deposito*

Berhubung si saya ini belum KaKaEn, tepatnya akan sih tapi sekitar 23 Juni tahun ini, maka yang akan diceritakan hanya sebelum KaKaEn aja *penpnton kecewa, lalu pulang*. Semoga ini cerita menginspirasi adik-adik atau teman-teman yang nanti mengalami KaKaEn juga dan tidak merasa ditipu. Why? Jadi, ‘katanya LPPM’ <—- (ini reference paling diakui seantero mahasiswa UPI kala itu) pendaftaran KaKaEn online dilaksanakan pada tanggal 13 s.d. 14 Mei 2014. Kalo pemikiran saya sih kenapa ada kata ‘sampai dengan’ ya? Apa artinya pendaftarannya itu jam 12 malem TENG atau jam 12 lebih-lebih dikit atau jam 1 ngga lebih ngga kurang (?). Hal ini menyebabkan kegalauan masal di kalangan muda-mudi UPI *muda-mudi?*.

Lalu, pas tanggal 12 Mei itu yaa, sehari setelah saya ulang tahun (ngga nanya da) ada info yang ngasih tau bahwa lokasi KaKaEn udah bisa dibook. Langsung tancap gaaaassss ke warnet terdekat karena khawatir ngga kebagian lokasi di sekitar Bandung hehe.. Dan alhamdulillaah, dapet di Sukajadi a.k.a. deket PeVeJe hahahaha. Seneng karena sukses dapet yang deket sama kosan, agak sedih karena ga bisa jalan jalan jauh gitu kaya yang lainnya. Tapi ya udahlah, yang penting deket sama keluarga hehe. Jadi kalo kangen kan gampang pulangnya :D. Dengan sukacita, kupulang membawa senyum di bibir yang kering kaya cimol kering *akibat lari-lari barusan*. Dan pas sampe di kosan, banyak yang bilang itu cuma simulasi. Rasanya tuh galau dan kecewa, *hanas lulumpatan ih da* <— kalo mau ngerti tolong nanya ke native speaker yaa.

Dapat dibayangkan euforia kegembiraan beberapa orang yang dapet lokasi sesuai harapan lalu dibanting keras-keras waktu tau itu cuma simulasi. Sakitnya tuuuuh di sini *nunjuk liver*. Kesimpulan saya sih ya, yang ngga kebagian lokasi sesuai keinginan, berharap itu hanya simulasi. Dan yang kebagian lokasi sesuai keinginan, itu bukan simulasi. Kayanya sih gitu, kayanya… Dan benar, itu hanya simulasi. WHAAATTT??!

Keesokan harinya, saya menunggu waktu pendaftaran itu dibuka dengan nyata sambil ngantuk ngantuk reload bagian daftar di web www.kkn.lppm.upiedu (tuh kan sampe hafal). Karena tuntutan sebagian besar mahasiswa, maka akun twitter resmi KKN UPI 2014 bilang bahwa pendaftaran online dilaksanakan pada pukul 4 sore sehingga diharapkan tidak mengganggu perkuliahan. OKESIP. JAM 4 YA, AWAS KALO SIMULASI LAGI.

Selesai kuliah Ibu E**, tanpa ba-bi-bu, pulang ke kosan dan cari warnet yang masih ada tempat kosongnya. Di warnet tersebut, ada beberapa orang yang udah stand by di depan layar computer sama kaya saya, bedanya saya baru dateng. Mereka kayanya sih pengen ngeklik barengan, supaya bisa satu kelompok gitu deh. Lalu saya di pojokan, sendirian, mereka mah rame-rame hiks.. Tepat pukul empat sore, DATABASE ERROR. Udah direload berkali-kali tapi tetep aja, AAARRRRGGGH… Kayanya cuma minta sama Allah aja deh yang mempan “Ya Allah, abdi ulah tebih teuing KaKaEn na ya Allah.. Hoyong di dieu weh nu caket ka kosan. Aamiin!!” Lalu keajaiban itu datang, bisa klik booking dan saya langsung pilih tema MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dan lokasi sedekat-dekatnya. Awalnya milih Isola, ternyata ngga tersedia. Gerlong juga ngga tersedia huhu di mana lagi atuh. Lalu coba klik Sukajadi, horeeee bisa. Alhamdulillaah.. What a hard struggle!

Kasian juga temen-temen yang ngga dapetin sesuai keinginannya. Ada yang gagal barengan sama temennya, ada yang gagal pilih lokasinya, ada yang malah ngga kebagian. Well, all I can say is “Everything happens for a reason”. Jadi di mana pun kita dapet lokasi KaKaEn, kita jalani aja dengan wajah-wajah perindu belas kasih Tuhan agar dimudahkan KaKaEn nya, ditentramkan hatinya meski lokasinya itu panas membara atau pernah dibilang neraka bocor sama temen *tenang aja, temen kita itu belum pernah ngerasain neraka kok*, dihangatkan jiwa raganya meski dingin menggerogoti setiap ujung jemari *jangan lupa bawa selimut yang bisa menghangatkan hati yaa, kaya kamuuu, iya kamu hehe*, diberikan teman-teman yang kooperatif dan lingkungan yang kondusif juga bebas dari berbagai halangan, gangguan dan musibah yang ngga diharapkan. Kalo bukan kita yang jalani KaKaEn ini, siapa lagi? Kalo ngga jalani KaKaEn ini sekarang, mau ngulang lagi taun depan? Kalo ngga ikutan KaKaEn, ya ngga ‘mahasiswa’ dong hehe.

S.E.M.A.N.G.A.T.K.A.K.A.E.N.2.0.1.4. S.E.M.U.A.N.Y.A.A.A.A.A.A.A 😀

Wassalamu’alaikuuum.. ❤

 

Kuliah; Antara Salah Jurusan dan Bosen

Bismillah..

Pernah kan ya ngerasa penat sama studi kita (khususnya mahasiswa dengan perkuliahannya)? Ya dong siapa sih yang ngga bosen sama kuliah itu itu aja? Ya kalo ngga bosen berarti Alhamdulillah..

Anyway, catatan ini sebenernya didedikasikan untuk kita yang ngerasa bosen dan kian menggalau. Di sini sebagai contohnya saya kuliah di Pendidikan Bahasa Inggris yang kalo menurut ibu-ibu atau bapak-bapak berlatar belakang pendidikan bakalan bilang ‘Wah bagus itu, neng. Insya Allah prospek kerjanya bagus!’ but we still question about what we’ve been doing like ‘Is it really my way?’ or ‘Am I good enough to be here?’ and maybe ‘I guess I’d be better studying in somewhere else since..’ blah blah blaah..

Biasanya semester tiga ke atas udah ngerasa bosen atau kalo bahasa Prancisnya ‘rieut’ sama jurusan yang kita tempuh meskipun itu sebenernya cuma pikiran kita aja. Nah berikut saya ulas sedikit tentang perkuliahan dan kasih sedikiiiiiit banget motivasi singkat cepat kilat (hehehe…) yang pada dasarnya didapat dari orang-orang terkasih (cieeeee dosen pembimbing uhuy), orang-orang inspiratif dan mungkin dari kamu sebagai pembaca ini.

Buat yang ngerasa salah jurusan :

Bakal ada aja sedikit dari pikiran di benak kita bahwa kita ngga berhasil masuk jurusan A yang kita idam-idamkan dan ‘merasa terjebak’ di jurusan B yang tidak kita harapkan sebelumnya. Contohnya saya ya (curhat aja sedikit gapapa kaan?) pengen banget belajar Desain Komunikasi Visual di Institut *tuuuuuuuuuuuuuuuut* tapi Allah punya kehendak lain rupanya. Setelah berhasil bujuk-mohon-mengiba ke orang tua dan dapet izin mereka, ngga semudah itu dapetin izin Allah. Dua kali ikut seleksi, dua-duanya gagal. Dan sekarang ‘merasa terjebak’ di Pendidikan Bahasa Inggris. Ada satu ayat yang mostly suitable in every situation yaitu Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Terjemah Q.S. 2:216). Maka saat itu saya berasumsi, keren sih kuliah DKV tapi saya yakin kok apa yang dipilihin oleh Allah itu yang terbaik. Bahwa kadang pilihan yang kita suka itu bukan melulu yang terbaik bagi kita. Yang menciptakan kita kan Allah jadi yaa yang paling tau kita cuma Allah aja, bukan kita. Kalo kita percaya sama Allah, semuanya bisa dimudahin, dilancarin dan dicariin jalan keluarnya. Misalnya sekarang saya kuliah di DKV itu, bisa jadi ngga ketemu dosen-dosen keren di Pendidikan Bahasa Inggris yang bisa motivasi saya bahwa Bahasa Inggris itu bagus kok dan saya memang sangat diperlukan kelak. Atau mungkin saya sampai detik ini ngga tau caranya ngajar dan sulitnya membuat seorang anak paham pelajarannya, Alhamdulillah Allah kasih saya jalan ini sehingga banyak tahu dari ketidaktahuan itu sendiri. Seneng banget bisa ada di sini, bersyukur banget atas kehendak Allah yang dahsyaaaat ini. Dan kita semua harus bersyukur. Pasti kalian yang ada di jurusan tata boga, teknik industri, kimia murni, manajemen perkantoran, administrasi bisnis atau sastra jawa kelak menemukan apa yang kalian cintai di dalamnya. Lambat laun itu bukan masalah. Cuma satu kuncinya, YAKIN. Yakin sama siapa? Yakin sama Allah, ngga yang lain-lain.

Buat yang bosen sama kuliahnya :

Oke, setelah baca yang sebelumnya, kita udah pasang keyakinan kita kencang dan kuat kan’ ya? Selanjutnya nih. Kita sekarang kuliah, di jurusan yang Insya Allah kita yakin sama Allah itu yang terbaik. Duh, tapi kok kadang bosen yaa. Kuliah gitu-gitu mulu, ngga beres-beres aja, ngebosenin. Wah, ini perlu banget dipermak mindsetnya. Kalo kuliah kita ini dibayarin sama orang tua kita, trus kita mau males-malesan aja di kosan, males ke kampus, mementingkan yang kurang atau bahkan ngga penting seperti organisasi bahkan pacar (?). Ngga pernah terpikir apa susahnyaaa ngebiayain kita kuliah itu? Bisa jadi orang tua kita lembur di kantor atau ibu kita ikutan kerja sambilan entah itu ikutan MLM atau jualan sambilan yang melelahkan? Kalo kita dibiayain sama pemerintah atau instansi tertentu yang biasa disebu beasiswa, okay kali ini bisa berdalih. Tapi inget kan ada berapa orang yang kita sisihkan saat seleksi beasiswa itu dan kalo kita males-malesan ya tau gitu kasih aja ke yang lainnya yang lebih giat dan mau bersusah payah dibanding kita. Apalagi di luar sana ada banyak orang yang sulit dapet pekerjaan karena latar belakang pendidikannya kurang tinggi, kalo pun kerja jangkauan upahnya ngga seberapa. Ini saatnya kita ditempa, dibentuk sedemikian rupa, dibakar dan kelak dijajakan untuk menjadi layak dipilih atau layak untuk tidak dipilih karena kalah kualitas dengan yang lain. Atau kita lupa ada banyak kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sengsara di negeri orang disiksa majikannya? Kalo begitu ceritanya, berasa lebih bagus dimarahin dosen karena kita telat masuk kelas atau dinasehatin dosen pembimbing karena IP kita anjlok, kan? Banyak-banyaklah bersyukur. Banyak bersyukur itu kunci merasa cukup dan terpenuhi. Yang ada disyukuri supaya kita lebih layak mendapat lebih dari apa yang kita punya saat ini. Jadi kuncinya cuma satu, SYUKUR. Syukur buat apaan? Syukur buat apapun keadaan kita saat ini, sesulit apapun itu, jalani aja. Kita kan udah yakin sama Allah, apalagi yang ngga bisa kita hadapi kalo keyakinan kita udah ditambatkan pada pemilik hidup matinya kita penguasa dunia dan seisinya?

Finally, tulisan ini dibuat oleh saya yang notabene sedang ‘merasa terjebak’, kesepian, penat dan mulai muak dengan perkuliahan yang saat ini saya tempuh. Hanya karena Allah, Dia kirimkan pada saya orang-orang hebat dan penuh nasehat sehingga saya bisa bangkit dalam berkali-kali jatuhnya saya dalam studi selama ini. Bukan sok pintar, pura-pura menasehati atau sombong menggurui tapi hanya teman yang suka berbagi seandainya ini menjadi inspirasi.

Berikut hadits yang menerangkan keutamaan mencari ilmu, kuliah juga mencari ilmu kan?

“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”

(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya:  Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)

Masih banyak lagi keutamaan ilmu yang dijelaskan di dalam Al-qur’an dan Sunnah, namun semoga yang sedikit ini menjadi pemicu semangat kita. Apapun itu, kita harus semangat yaa menjalani perkuliahan ini! Kita yang memulai perkuliahan ini maka akan kita akhiri dengan senyum dan tangis kebahagiaan pada diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Insya Allah, kita pasti bisa. 🙂

Bandung – Jakarta – Medan – Banda Aceh – Meulaboh

Assalamu’alaikum dear readers!

After a three-day-and-four-night-trip, I’m finally home and go back to study matterrrrrrs. Loh ada apa selama empat malam tiga hari? Nah, dalam posting kali ini, saya akan mengisahkan (kisah?) perjalanan kami menuju Meulaboh. Mau ngapain Yul ke Meulaboh? Sabar atuh, ini baru mau diceritain hehe. Oh iya, tujuan utamanya semoga ada pelajaran yang bisa kita (termasuk saya) ambil dalam catatan ini. Aamiin.

Seperti pada posting sebelumnya saya pernah cerita tentang Fasilitator (yang belum baca monggo dibaca dulu biar agak ngerti dikit hehe). Nah, Alhamdulillah puji syukur pada Allah kali ini saya diamanahkan untuk ikut bertugas dalam spiritual outbound training untuk Adira Finance yang berlokasi di Meulaboh. Saya senaaaaaaang sekali (nah ini lagi lebay aja, harap maklum) dapat kesempatan naik pesawat domestik dan nyebrang pulau 😀 ~

Kaya apa sih spiritual outbound training itu? Ya singkatnya, a kind of training which provides outbound games in such a way to reflect required abilities of ADIRA TOP (Advanced, Discipline, Integrity, Reliable and Accountable, etc.) for Adira employees.

Acaranya itu berlangsung pada pagi sampai sore hari tanggal 9 November 2013 di Meulaboh. Sebelum acara yaa pastinya ada briefing dulu ya, untuk penugasan dan kejelasan ini-itunya. Kami tim yang akan berangkat ke Meulaboh terdiri atas 8 orang (1 trainer, 1 program officer dan 6 facilitators). Dari Bandung kami berangkat sekitar jam 11 malam (ya kurang lebih lah) ke Bandara Soekarno Hatta. Karena kelaparan, jadilah saya makan nasi goreng dulu deket MQTV (lumayan enak cuma 9 ribu hehe) dan balik lagi ke kantor ngeliatin orang-orang yang sama sama turun penugasan di Pangkalan Bun, Semarang dan lain-lain. Barang-barang yang diperluin emang aneh-aneh, kaya mainan anak-anak. Misalnya aja ada sedotan-sedotan, bola plastik kecil-kecil warna warni, koin-koinan sampe gelas-gelas berlubang.  Semuanya dimasuk-masukin ke kardus besar dan dilakban cokelat di sekelilingnya, ditempel nama PT. DUTA TRANSFORMASI INSANI, ADIRA BALI (salah satunya).

Berhubung kami take off paling pagi yaitu jam 5 pagi, tim kami berangkat paling duluan disbanding tim lainnya. Ngga tau kenapa perut udah mules waktu mau berangkat, ditambah lagi ditelponin mama papa yang agak ‘ragu’ setiap denger LION AIR, well wajar sih agak parno tapi jangan disugestiin ah.. Pasrah aja udah hehe. Perjalanan kami sampai ke Terminal 1B memakan waktu sekitar 3 jam, ya pokoknya sampe sana jam 3an.. Pemandangan pertama yang saya tangkap di sana adalah layaknya emperan toko di daerah Braga atau Pancoran. Yak, ada orang-orang yang tidur di lantai dengan barang-barang bawaannya tanpa alas. Sedih, miris dan mikir kasian banget kenapa ngga ada kursi atau semacamnya ya. Kami juga duduk melantai atau duduk di atas troli yang berserakan di depan gerbang terminal 1B menunggu waktu boarding. Oya yang lucu itu ada barang bawaan calon penumpang lain yang pake label ‘BARANG MILIK NEGARA, JANGAN DIBANTING’ dan kepikiran kalo nanti kapan-kapan barang kita juga harus ditulisin kaya gitu biar gaya hahaha. Well, sampe akhirnya sekitar jam 4 kami masuk ke gate dan nunggu officer buka ‘toko’nya. Ternyata udah banyak banget orang dengan berbagai latar-belakang dan tujuan keberangkatan di sana. Kesan pertama masuk terminal penerbangan domestik “Oh.. kaya stasiun ya..” Setelah barang-barang masuk bagasi, kami menuju mushola yang supeer mini dan sholat bersama (ngga ada hijabnya, semoga gapapa deh). Menanti adzan berkumandang (dikira-kira sendiri) Pa Amri bikin kultum deh di sana, dan saya sempet nanya juga kenapa kalo nyari jodoh jagan yang satu daerah tapi harus jauh. Ternyata jawaban beliau apa, pemirsa? Biar bisa naik pesawat domestik antar pulau. Auuuuoooooo, gitu aja sih haha. Terjawab sudah ya penasaran saya. Okelah, alsasan diterima. Eh iya ada lagi nih, kali ini yang bikin sebelnya, hp saya baterainya udah minta dilem biru, baru dua jam udah low battery, halaaah capek nyari colokan sana-sini  -_-. Setelah sholat, kami menuju pesawat juga (alhamdulillaah).

Perjalanan dari Jakarta menuju Medan memakan waktu sekitar dua jam. Oke, Yuli tenang jangan parno please. Pesawat jatuh bukan karena maskapai apa tapi karena kehendak Allah. Setelah duduk di seat, saya merhatiin mbak pramugari pake seat belt dan life vest dan mikir “berapa ratus kali ya si mbak itu meragain yang sama berulang-ulang selama ini” (Hahaha, never mind). Alhamdulillah, finally we are in Kualanamu Int’l Airport! Katanya, bandara ini bandara terbesar seasia tenggara. Selain terbesar menurut saya ini keren banget karena bersih, kinclong dan well designed.

20131108_133107

Biasanya kalo pagi yang kerasa di perut apa ya.. Lapar! Setelah jalan-jalan sebentar muter-muterin bandara ini dan sempet liat kereta yang melayani rute Kualanamu-Medan dan sebaliknya, kami (akhirnya) makan pagi. Sebenernya mau kaget baca menunya tapi ya udah lah ya, di bandara manapun (sepertinya) memang harganya sangat unfriendly. They are QUITE expensive. Selain itu juga makanannya dingin.. Sedih banget. Sampe saat ini belum bisa mencontoh rasul yang ngga pernah mencela makanan, nih.

‘Rencananya’ kami akan berangkat ke Meulaboh jam 4 sore dan ya menunggu waktu selama itu akhirnya saya dan Teh Mutia beristirahat dan menanti waktu sholat di mushola sementara yang ikhwan menanti waktu sholat Jum’at. Di mushola ka nada air conditioner dan kayanya itu diset dingin banget, malah akhirnya hidung sebelah kiri mampet sebelah kanan melerrrr. Setelah shalat jamak, kami muter-muterin bandara lagi sama Pa Amri. Pa Amri itu lelet sedikit, tinggal! Saya sempet bête banget sekitar dua jam lah ya karena ngerasa “Aduh, apaan banget deh. Dicepet-cepet tapi ngga puguh juntrungannya, mau ke mananya tuh ngga jelas, muter-muter di situ-situ aja.” Dan hidung yang mampet bikin pikiran ngga kooperatif sama hati, pengennya ngedumel terus alhasil saya banyak diem aja deh daripada nanti ada yang ‘senggol’ dikit ‘kena bacok’. Oke, akhirnya setelah puter-puteran ngga jelas itu, kami makan (lagi). Kali ini makanannya lumayan lah ya. Mahal (juga) tapi bukan saya ini yang bayar, jadi makan aja sih simple kan. Menunya apa ya, yang pasti ayam tapi lupa temennya apa lagi. Ya sudah kita skip  saja masalah makanan ya.

1451613_601645653236179_1452919085_n

Setelah makan, kami (ceritanya mah) menuju Gate 9 yang katanya tempat kami melewati rangkaian lorong menuju pesawat dengan tujuan Meulaboh. Yang bikin serem adalah…. Ibu-ibu ngamuk berat karena dia udah nungguin pesawat LION AIR selama satu hari akibat delay dan sampai saat itu pesawat juga belum ada. Wajar banget lah ya, marah besar dia. Pasti capek plus kesel kalo nunggu tanpa kepastian kaya nunggu jodoh yang tak kunjung datang menghadap ayah (eh). Jadilah kami harap-harap cemas dan GJ juga di waiting area itu dan briefing singkat alakadarnya lesehan gaya Pa Amri.

20131108_141141

Oke, setelah ada kepastian yang menyatakan kami (calon) penumpang LION AIR dipindahkan ke maskapai lain, yaitu Garuda Airlines. Senengnya bukan karena kita bakal keren naik Garuda (meskipun iya sih seneng juga hehe) tapi karena kami akhirnya AKAN berangkat juga, setelah tim Bali, Semarang, Pangkalanbun dan lainnya sudah santai istirahat di lokasi mereka masing-masing sementara kami (seperti) terlantar. Nah, yang lainnya lagi adalah bagasi kami harus diambil dari pihak LION AIR. Saya gatau caranya gimana yang pasti Alhamdulillah bagasi kami didapatkan kembali dan bisa dibawa ke Garuda juga.. Selain itu ada uang kompensasi for the inconvenient service of LION AIR to its passengers in form of two thousand rupiahs each passenger. Yang penting kita sampai ya Allah, udah ngga mau apa-apa lagi deh (kecuali tidur).

Sebelum jam 9 kami juga sempet dapet makan malam dari pihak Garuda, dan akhirnyaaaaaaa kami naik pesawat juga. Hanya saja, kami bukan mendarat di Meulaboh, tapi di Banda Aceh. Kenapa? Nah itu dia, Meulaboh bandaranya kecil dan sistem penerangan di sana kurang mumpuni. Dan saya kebagian kursi penumpang paling belakang dekat toilet, please bukan apa-apa; BAU! Ya udah sih sabar aja, toh cuma 40 menitan lah ya, eh ngga taunya mbak-mbak pramugarinya nawarin saya pindah ke C20 karena kosong. Jadilah saya pindah ke (agak) depan dan di sisi jendela, HOORAY.

Sesampainya di Banda Aceh, mata udah kedut-kedut nagih tidur dan jalan kaki mulai ngga sinkron. Dari Bandara Cut Nyak Dhien itu, kami menumpangi mobil yang ngga ada air conditionernya dan gelap. Aceh ternyata panas luar biasa bahkan itu malam hari sekitar jam 10an dan saya kabari orang-orang tercinta bahwa saya (hampir) sampai juga. Yang bikin emosi lagi dan ngga berhenti istigfar yaitu ngebutnya si supir. Ngga inget kalo yang dia angkut itu manusia, manusia-manusia cerdas pula (aamiin) bukan kambing atau karung beras! Tidur selain panas juga ngga tenang karena serasa naik roller coaster di jalan raya. Tapi saya usahain tidur aja deh, karena perjalanan bakal selama 5 jam dan itu lama banget kerasanya satu tahun. Ya Allah, kuatkan hambaMu yang ngantuk dan lemas ini. Di perjalanan, ban belakang sisi kanan mobil yang satunya lagi pecah; DHUARRR!! Ngga denger pasti sih soalnya saya sempet tidur sebentar dan bangun karena ngerasa panas banget ternyata ban mobil satunya itu pecah. Ya Allah, naon deui atu ieu teh gustiiii..

Sampai di Meulaboh, dan sampai di hotel, ngga ada satupun dari kami yang nampak sehat sentosa. Semuanya ngantuk dan lemes keliatan banget lah. Dan itu sekitar jam 3 dini hari sementara acara mulai jam 7 pagi (hari itu udah masuk hari Sabtu kan). Kami masuk ke kamar masing-masing dan tepar serentak tanpa aba-aba.

Besok pagi kami (dengan masih sedikit lelah) bersiap merapikan aula dan peralatan-peralatan pos kami masing-masing. Ada lagi nih yang menguji saya. Di area pos saya itu ternyata tanahnya berbatu. Sulit dipaku pakai palu sekalipun. Abdullah yang bantu saya pasang paku sampe kesang badag dan tetep semangat tapi akhirnya pindah juga sih. Setelah beres pasang webbing buat penanda batas lingkaran, ada dua mobil parkir di sebelahnya. Astagfirullah.. Udah ngga ngerti deh gimana caranya mau mindahin itu mobil. Untung dikasih ide sama Kang Ragil, program officer kami yang super keren lah pokonya mah akhirnya saya bisa ngatasin juga sih. Semua rangkaian kegiatan dimulai dari registrasi, materi, game dan refleksi motivasi berjalan lancar. Dan memang materi dari Pak Amri itu keren banget lah, kami juga ikut ngedengerin.

20131109_105552

Setelah materi selesai, kami diajak ke pantai yang jaraknya 500 meter dari hotel (memang kerasa dari air di bak mandi yang asin kaya oralit) tempat kami menginap. Kami pergi ke pantai bersama beberapa peserta tadi dan menumpangi mobil mereka (duh baik banget ya semoga Allah balas kebaikan mereka, aamiin). Dan akhirnya, PANTAAAAAAAIIIIIIIII. Ketemu juga sama pantai. Seneng dan terharu soalnya terakhir ke pantai itu waktu SMP itupun ke Parangtritis. Kami sempet foto-foto dan ‘pesta’ duren sampe mabuk (kayanya) saking banyaknya itu durian.. Menjelang magrib kami kembali ke hotel karena katanya ngga boleh ada di pantai saat magrib.

1471395_601646169902794_1733726440_n

1464765_601646026569475_299952686_n

Sesampainya di hotel, setelah bersih-bersih badan dan ganti pakaian yang habis basah-basahan di pantai tadi, kami pergi keluar untuk beli oleh-oleh dan makan malam. Saya bingung mau beli apa sebenernya jadi ngga beli banyak, cuma konsumsi sendiri dan keluarga aja sih. Setelah belanja-belanjaan, kami diajak supir untuk makan di rumah makan seafood. Sedihnya saya, pemiliknya penganut Konghucu (no offense) dan saya cuma takut makanannya ngga halal. Setelah ditanya dan pemiliknya menjawab “100% halal” ya sudahlah pasrah saya. Kami pun makan sambil ngantuk-ngantuk hehe. Yang paling kocak itu, Kang Barta yang tertidur pulas di kursinya, kami tinggal pergi dan ke mobil. Pa Amri yang bikin ide gila ini sementara kami cuma ngetawain aja hehe. Akhirnya sih Kang Barta bangun dan masuk mobil dengan muka kemerahan entah marah atau malu (maybe both hahaha).

Sesampainya di hotel, saya mengabari orang-orang tercinta di rumah dan menyampaikan maaf ngga bisa banyak ngasih kabar. Saya juga bilang bahwa besok kami pulang insya Allah.. Lalu saya dan Teh Mutia tidur dalam kantuk yang amat sangat (kok lebay gini).

Keesokan paginya, kami check out dari hotel jam 10 pagi dan bertolak menuju Bandara Nagan Raya Meulaboh. Well, the airport doesn’t have any FACE VALIDITY at all since it is QUITE TINY and seems unwell-mantained.Saya ngerasa ngga yakin kalo itu beneran bandara karena ngga meyakinkan aja keliatannya. Tapi yaudah lah ya pasrah. Di sini kami mengalami delayed flight lagi. Mulanya kami berencana berangkat ke Medan pukul 12 siang tapi ternyata dimundur ke jam 2 siang. Oh, delay.. delay, senang sekali berteman dengan kami. Ya sudahlah akhirnya setelah sekian jam kami menunggu, pesawat WINGS AIR datang juga sekitar jam  4.Pertama naik pesawat yang saya liat adalah pramugarinya. Entah kenapa pramugarinya berpenampilan lebih cocok sebagai SPG hp Cina yang ada di BEC. Oh iya, landasan terbang bandara ini super kecil dan menyebabkan pesawat terbang lebih cepat dan GA PAKE SANTAI kaya di bandara pada umumnya. Makanya itu yang bikin dag-dig-dug ngga jelas -_-.. Juga karena cuaca buruk, seatbelt ngga boleh dilepas selama perjalanan.

1454687_601646243236120_1007371503_n

Sesampainya di Kualanamu, kami sudah yakin betul kami tertinggal pesawat yang menuju Jakarta. Lucunya, bagasi kami sudah sampai di terminal 1 B Soekarno-Hatta. HAAAAAAH? Kok bisa? Ya bisa, soalnya bagasi kita langsung masuk pesawat ketika transit. Entah gimana deh kami sampai di Jakarta, saat itu sudah jam setengah tujuh dan kami dipindahkan (lagi) ke maskapai Tiger Air Mandala. Jam 7 lebih sedikit kami masuk ke dalam pesawat Mandala dengan perut keroncongan, dangdutan, orkestraan dan sebagainya. Pesawatnya kali ini tipe Airbus yaitu besaaaaarr dan seatnya 3-3.

20131110_190644

Sepanjang perjalanan say abaca buku dan lihat jendela karena pas kebagian di sisi jendela hehe. Tapi akhirnya ngantuk-ngantuk juga dan tidur. Saya duduk di sebelah Pa Amri dan Kang Ragil. Saya bingung pas Pa Amri bilang ‘Saya pinjem tasnya ya?’ dan ternyata dipake bantal buat tidur ‘Gapapa tho nanti ilernya biar ketularan pinter hehe’ ya sudahlah hehe.

Akhirnya, kami sampai di Soekarno Hatta juga ya Allah Alhamdulillah.. Sesampainya di sana, kami ternyata keluar dari Terminal 3 dan barang barang yang disimpan dibagasi sudah sampai duluan di Terminal 1 B dalam artian kami harus ‘menjemputnya’ ke sana dan itu lumayan jauh, tapi naik mobil jemputan sih ya. Akhirnya sampai di Terminal 1 B dan ketemulah itu barang-barang kami. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bandung saat itu jam 10 malam. Ngga bisa dibayangin besok pagi jam 7 kelas Media Pembelajaran bisa masuk atau ngga.

Kami akhirnya yang keroncongan perutnya makan juga di rest area hehe.. Makanannya ini paling mantap entah karena lapar dan dibayarin atau memang iya enak. Setelah makan malam kami melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Saking ngantuknya, saya bangun tidur tiba-tiba udah masuk Gerlong hehe. Saya ngga berani pulang ke kosan jam segitu yaitu sekitar jam 3 dini hari, ya udah lah stay dulu di DT sampai sholat subuh.

Oke, dari perjalanan yang terasa amat panjang itu ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Kenapa pesawat delay yaa mungkin itulah yang terbaik. Kalo ngga delay, saya ngga tau apa rasanya penumpang yang biasa mengalami delayed flight. Semua yang terjadi adalah rencana Allah, kami manusia ternyata hanya bisa berencana besok mau ini mau itu tapi ketika Allah katakana tidak atau belum waktunya maka kita tidak bisa berkutik lagi.

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?” (Q.S. 29:2)

 Kami juga belajar arti kesabaran dalam tawakal sepenuhnya kepada Allah atas apa yang Dia rencanakan adalah baik dan ketika kami melihat itu bukan hal yang baik adalah tabiat alami manusia yang suka mengatur Allah. Padahal dengan adanya delayed flights, kami belajar banyak, kami berdiskusi lebih banyak dan.. makan lebih banyak (sebenarnya).

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. 2:216)

1465167_601646206569457_1043284618_n

 

Well, that is all of the story goes and I hope we could gain some lessons and keep our mind positive in every kind of situations we face because Allah has surely planned the best in His way we sometimes  can not see. Alhamdulillah.

Wassalamu’alaikum.

Prayer; The Dos and Don’ts

Ada banyak sekali orang berdo’a di dunia ini. Berbagai keinginan ditautkan hanya pada satu-satunya Tuhan yaitu Allah. Tidak pernah ada orang yang salah dalam meminta kepada Tuhannya. Namun ada saja orang yang mengeluh “Oh Tuhanku tidak pernah adil.” atau “Apakah Engkau tidur wahai Allah? Karena tidak ku dengar satupun do’aku yang Kau kabulkan?” dan mungkin juga seperti “Sampai kapankah Engkau membiarkan aku sedih yang berlarut-larut karena tak kunjung jua Kau kabulkan do’aku ya Allah?”.

Sebelum memahami bagaimana do’a kita sampai dan dikabulkan oleh Allah, kita memerlukan apersepsi hingga tercapai satu kesepakatan bahwa benar adanya janji Allah. Jangan sampai kita menjadi kafir hanya karena masalah sepele seputar jodoh yang terasa ‘lama’ menjemput atau hari wisuda yang tak kunjung datang.

Seperti yang telah kita ketahui, dikabulkan atau tidak dikabulkannya do’a adalah hak mutlak atau His prerogative we can never interrupt. Sebenarnya Allah tidak pernah benar-benar menolak do’a, harapan, mimpi, cita-cita bahkan rajukan maut kita selama ini. Hanya saja untuk memahami datang tidaknya yang kita nanti-nanti diperlukan filosofi mendalam serta ilmu dengan dasar Al Qur’an dan hadis yang sesuai pada tempat dan waktunya. Allah juga tidak serta merta mengabulkan apa yang kita panjatkan karena selalu ada alasan yang tidak kita ketahui sementara Allah Maha Mengetahui.

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. 2:216)

Ketika kita sangat menginginkan menjadi pendaki gunung yang handal, tetapi suatu hari Allah buat kita terkilir dan ternyata tidak memungkinkan bagi kita untuk melakukan perjalanan itu, mungkin saja Allah tahu kelak aka nada bahaya di sana dan kita diselamatkan dengan terkilirnya kaki kita tersebut. Atau ketika kita ingin membeli baju baru tapi uang yang kita miliki tidak cukup atau kurang dari yang kita butuhkan, mungkin saja Allah ingin kita mensyukuri nikmatnya yang sedikit dibandingkan mengharapkan lebih tanpa menyadari masih banyak orang di luar sana yang hanya memiliki satu pakaian kumal juga kotor. Di sinilah ada jawaban Allah mengapa kita tidak mendapatkan apa yang kita mau jika kita termasuk orang yang berpikir. Di dalam Al Qur’an disebutkan berulang kali kalimat seperti “jika kamu berpikir” atau “kepada orang-orang yang berpikir” atau “bagi kaum yang memikirkan”. Urgensi ‘berpikir’ perlu kita kaji kembali apakah benar kita berpikir? Apakah kita termasuk orang yang berpikir atau hanya sekadar mampu berprasangka buruk pada Allah dan tidak meyakini kekuasaanNya?

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya adzab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.” (Q.S. 10:24)

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S 2:164)

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”  (Q.S. 38:29)

Sebagaimana kandungan dalam ayat di atas serta di banyak ayatNya yang lain, Allah mengajak manusia untuk merenung. Memikirkan tentang apa-apa yang Allah perintahkan kita untuk berpikir, dan melihat makna tersembunyi dan keajaiban ciptaanNya adalah salah satu bentuk ibadah. Setiap hal yang kita renungkan akan membantu kita untuk lebih mengetahui dan mengakui akan Kekuasaan, kebijaksanaan, ilmu, seni dan sifat-sifat Allah yang lain.

Kini telah kita ketahui bahwa dasar dari filosofi terkabulnya do’a adalah berpikir. Namun selain pentingnya berpikir, kita juga harus mengetahui cara berdo’a dan meminta kepada Allah. Bagaimana adab-adab berdo’a yang dicontohkan Rasulullah adalah penting untuk kita perhatikan.

Pertama, sebagai orang yang meminta dalam keadaan menginginkannya maka kita harus ikhlas dan merendahkan diri kepada Allah namun yakin sepenuh hati bahwa do’a kita akan dikabulkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Malu dan Maha Pemurah. Allah malu jika ada seseorang yang menengadahkan kedua tangan kepada-Nya tapi kemudian menolaknya dengan tangan hampa” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berdo’alah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya do’a itu” (HR. Tirmidzi).

Kedua, bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a sehingga Allah melihat kita benar-benar menginginkannya.

Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan do’a dari seseorang yang lalai dan tidak serius” (HR. Tirmidzi)

Ketiga, mulailah do’a dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena bagian dari adab ketika memohon dan meminta adalah memuji Dzat yang diminta. Demikian pula ketika hendak berdoa kepada Allah. Hendaknya kita memuji Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang mulia (Asma-ul husna).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang berdoa dalam shalatnya dan dia tidak memuji Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda, “Orang ini terburu-buru.” kemudian beliau bersabda, “Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)

Keempat, janganlah tergesa-gesa dalam berdo’a. Ketika kita berdo’a, bersabarlah. Jangan menginginkan atau memaksa agar do’a itu dikabulkan sekarang juga.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan dikabulkan do’a seseorang di antara kalian sepanjang ia tidak tergesa-gesa. Ia berkata, ‘Aku telah berdo’a dan berdo’a, namun aku tidak melihat terkabulnya do’aku’, sehingga ia pun tidak lagi berdo’a” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Kelima, janganlah mengonsumsi, melakukan atau menghasilkan sesuatu yang haram. Karena yang haram pastilah dibenci Allah.

Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak akan menerima selain yang baik. Allah memerintah orang-orang mukmin seperti apa yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul” (HR. Muslim, Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya, ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. Dan Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu’. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku’. Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan do’anya?” (HR. Muslim)

Keenam, janganlah berdo’a memohon keburukan untuk diri sendiri ataupun orang lain atau juga mengharapkan suatu keburukan.

Dari Jabir radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan keburukan untuk anak kalian, jangan mendoakan keburukan untuk pembantu kalian, jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian. Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, pasti Allah kabulkan.” (HR. Abu Daud)

Ketujuh, pilihlah waktu-waktu yang mustajab untuk berdo’a. Waktu mustajab adalah waktu di mana do’a sangat memungkinkan untuk dikabulkan oleh Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Muslim)

 Abu Hurairah radhiallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka ketika jihad fi sabillillah sedang berkecamuk, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat wajib. Manfaatkanlah untuk berdoa ketika itu.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi, 1: 327)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)

 Dan mungkin yang terakhir yaitu kedelapan, janganlah lupa untuk memantapkan diri untuk taubat dan kembali ke jalan yang benar karena salah satu penyebab do’a kita yang tidak dikabulkan adalah terhalangnya do’a dengan dosa dosa kita. Banyak mendekatkan diri kepada Allah merupakan sarana terbesar untuk mendapatkan cintanya Allah. Dengan dicintai Allah, doa seseorang akan mudah dikabulkan. Di antara amal yang sangat dicintai Allah adalah memperbanyak taubat dan istighfar.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku yang lebih Aku cintai melebihi ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku yang sering beribadah kepada-Ku dengan amalan sunah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka …jika dia meminta-Ku, pasti Aku berikan dan jika minta perlindungan kepada-KU, pasti Aku lindungi..” (HR. Bukhari)

 Setelah mengetahui adab-adab berdo’a, janganlah pernah kita berhenti berdo’a dan gunakanlah adab-adab tersebut. Selain mengetahui adab-adabnya, kita juga perlu mengetahui bagaimana do’a kita dijawab oleh Allah. Dalam hadits riwayat Ahmad dan al-Hakim dari Abu Sa’id dijelaskan oleh Rasulullah SAW tiga cara Allah SWT mengabulkan setiap harapan atau do’a hamba-Nya. Dengan catatan, seorang hamba tersebut tidak memutuskan hubungan silaturrahim dan melakukan dosa besar. Cara Allah SWT mengabulkan harapan (do’a) tersebut adalah:

Pertama, harapan itu langsung dikabulkan atau dalam waktu yang tidak berapa lama.
Di antara golongan manusia yang mendapat prioritas cepatnya terkabul harapannya, sesuai dengan beberapa penjelasan hadits Rasulullah yaitu orangtua, orang yang teraniaya, pemimpin yang adil, juga harapan kebaikan dari seseorang kepada orang lain yang jauh dari dirinya.

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Tidaklah seorang Muslim mendo’akan saudaranya yang tidak berada dihadapannya, melainkan malaikat akan berkata: ‘Dan engkau juga mendapatkan yang seperti itu.” (HR. Muslim).

Kedua, harapan itu ditunda di dunia dan menjadi tabungan pahala yang akan diterima di akhirat nanti. Seringkali misalnya, keadilan di dunia sulit didapatkan, namun percayalah keadilan akhirat pasti ada. Pengadilan akhirat tidak pernah pandang bulu bahkan menerima sogokan dalam memvonis kasus kehidupan di dunia. Kesadaran ini seharusnya memupuk optimis atau harapan dalam hidup. Sebab, senantiasa berharap (raja’) atas nikmat dan ridho dari Allah merupakan akhlak yang terpuji yang mampu memupuk keimanan dan mendekatkan diri seorang hamba kepadaNya. Hasil kebaikan ini senantiasa akan mendapatkan balasannya. Tidak di dunia namun di akhirat pasti.

Ketiga, dijauhkan dari keburukan yang sebanding dengan harapan itu. Dengan kata lain, Allah SWT mengabulkan harapan dengan mengganti sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan, yaitu terhindar dari musibah yang seharusnya menimpa kita. Atau mengganti harapan itu dengan sesuatu yang tidak pernah kita harapkan. Mengapa? Karena Allah benar-benar mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik dan apa yang buruk bagi kita selaku hambaNya.

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. 2:216)

Berdasarkan kajian singkat yang telah kita kaji dalam artikel ini, maka kita sebagai hamba Allah yang meyakini hanyalah Allah sembahan kita haruslah yakin bahwa berdo’a adalah ibadah yang sangat penting. Melalui berdo’a, harapan ataupun keinginan kita pastilah dikabulkan oleh Allah dengan tentu saja memperhatikan adab-adab dan meyakini bagaimana eksekusi dari do’a kita.

Akhir kata, ingatlah janji Allah itu benar. Berdo’alah kepada Allah, niscaya akan Dia kabulkan.

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesunggguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk ke neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”” (Q.S.40:60)

Guy-praying

Sumber:

Al-Qur’an

http://www.hidayatullah.com/read/23436/03/07/2012/kenali-cara-allah-swt-mewujudkan-harapan-kita.html

http://www.hasanalbanna.com/aku-mengetahui-apa-yang-tidak-kamu-ketahui/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+hasanalbanna+%28hasanalbanna.com%29

http://110.138.206.53/agama/Harun_Yahya/Berfikir_6_files/berpikir5.htm

http://remajaislam.com/islam-dasar/amalan/72-syarat-terkabulnya-doa.html

Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan

Pesantren Al-Muhajir Subang

berdoaAda banyak keluhan yang dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka meminta kepada Allah, tetapi belum mendapatkan jawaban dari doanya. Sehingga akhirnya muncul rasa pesimis, bahwa Allah tidak mendengarkan
keluhan dan kesusahannya.  Mengapa?
Pada hakikatnya –sebagaimana ayat diatas “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”- adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31).

View original post 750 more words