Kuliah; Antara Salah Jurusan dan Bosen

Bismillah..

Pernah kan ya ngerasa penat sama studi kita (khususnya mahasiswa dengan perkuliahannya)? Ya dong siapa sih yang ngga bosen sama kuliah itu itu aja? Ya kalo ngga bosen berarti Alhamdulillah..

Anyway, catatan ini sebenernya didedikasikan untuk kita yang ngerasa bosen dan kian menggalau. Di sini sebagai contohnya saya kuliah di Pendidikan Bahasa Inggris yang kalo menurut ibu-ibu atau bapak-bapak berlatar belakang pendidikan bakalan bilang ‘Wah bagus itu, neng. Insya Allah prospek kerjanya bagus!’ but we still question about what we’ve been doing like ‘Is it really my way?’ or ‘Am I good enough to be here?’ and maybe ‘I guess I’d be better studying in somewhere else since..’ blah blah blaah..

Biasanya semester tiga ke atas udah ngerasa bosen atau kalo bahasa Prancisnya ‘rieut’ sama jurusan yang kita tempuh meskipun itu sebenernya cuma pikiran kita aja. Nah berikut saya ulas sedikit tentang perkuliahan dan kasih sedikiiiiiit banget motivasi singkat cepat kilat (hehehe…) yang pada dasarnya didapat dari orang-orang terkasih (cieeeee dosen pembimbing uhuy), orang-orang inspiratif dan mungkin dari kamu sebagai pembaca ini.

Buat yang ngerasa salah jurusan :

Bakal ada aja sedikit dari pikiran di benak kita bahwa kita ngga berhasil masuk jurusan A yang kita idam-idamkan dan ‘merasa terjebak’ di jurusan B yang tidak kita harapkan sebelumnya. Contohnya saya ya (curhat aja sedikit gapapa kaan?) pengen banget belajar Desain Komunikasi Visual di Institut *tuuuuuuuuuuuuuuuut* tapi Allah punya kehendak lain rupanya. Setelah berhasil bujuk-mohon-mengiba ke orang tua dan dapet izin mereka, ngga semudah itu dapetin izin Allah. Dua kali ikut seleksi, dua-duanya gagal. Dan sekarang ‘merasa terjebak’ di Pendidikan Bahasa Inggris. Ada satu ayat yang mostly suitable in every situation yaitu Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Terjemah Q.S. 2:216). Maka saat itu saya berasumsi, keren sih kuliah DKV tapi saya yakin kok apa yang dipilihin oleh Allah itu yang terbaik. Bahwa kadang pilihan yang kita suka itu bukan melulu yang terbaik bagi kita. Yang menciptakan kita kan Allah jadi yaa yang paling tau kita cuma Allah aja, bukan kita. Kalo kita percaya sama Allah, semuanya bisa dimudahin, dilancarin dan dicariin jalan keluarnya. Misalnya sekarang saya kuliah di DKV itu, bisa jadi ngga ketemu dosen-dosen keren di Pendidikan Bahasa Inggris yang bisa motivasi saya bahwa Bahasa Inggris itu bagus kok dan saya memang sangat diperlukan kelak. Atau mungkin saya sampai detik ini ngga tau caranya ngajar dan sulitnya membuat seorang anak paham pelajarannya, Alhamdulillah Allah kasih saya jalan ini sehingga banyak tahu dari ketidaktahuan itu sendiri. Seneng banget bisa ada di sini, bersyukur banget atas kehendak Allah yang dahsyaaaat ini. Dan kita semua harus bersyukur. Pasti kalian yang ada di jurusan tata boga, teknik industri, kimia murni, manajemen perkantoran, administrasi bisnis atau sastra jawa kelak menemukan apa yang kalian cintai di dalamnya. Lambat laun itu bukan masalah. Cuma satu kuncinya, YAKIN. Yakin sama siapa? Yakin sama Allah, ngga yang lain-lain.

Buat yang bosen sama kuliahnya :

Oke, setelah baca yang sebelumnya, kita udah pasang keyakinan kita kencang dan kuat kan’ ya? Selanjutnya nih. Kita sekarang kuliah, di jurusan yang Insya Allah kita yakin sama Allah itu yang terbaik. Duh, tapi kok kadang bosen yaa. Kuliah gitu-gitu mulu, ngga beres-beres aja, ngebosenin. Wah, ini perlu banget dipermak mindsetnya. Kalo kuliah kita ini dibayarin sama orang tua kita, trus kita mau males-malesan aja di kosan, males ke kampus, mementingkan yang kurang atau bahkan ngga penting seperti organisasi bahkan pacar (?). Ngga pernah terpikir apa susahnyaaa ngebiayain kita kuliah itu? Bisa jadi orang tua kita lembur di kantor atau ibu kita ikutan kerja sambilan entah itu ikutan MLM atau jualan sambilan yang melelahkan? Kalo kita dibiayain sama pemerintah atau instansi tertentu yang biasa disebu beasiswa, okay kali ini bisa berdalih. Tapi inget kan ada berapa orang yang kita sisihkan saat seleksi beasiswa itu dan kalo kita males-malesan ya tau gitu kasih aja ke yang lainnya yang lebih giat dan mau bersusah payah dibanding kita. Apalagi di luar sana ada banyak orang yang sulit dapet pekerjaan karena latar belakang pendidikannya kurang tinggi, kalo pun kerja jangkauan upahnya ngga seberapa. Ini saatnya kita ditempa, dibentuk sedemikian rupa, dibakar dan kelak dijajakan untuk menjadi layak dipilih atau layak untuk tidak dipilih karena kalah kualitas dengan yang lain. Atau kita lupa ada banyak kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sengsara di negeri orang disiksa majikannya? Kalo begitu ceritanya, berasa lebih bagus dimarahin dosen karena kita telat masuk kelas atau dinasehatin dosen pembimbing karena IP kita anjlok, kan? Banyak-banyaklah bersyukur. Banyak bersyukur itu kunci merasa cukup dan terpenuhi. Yang ada disyukuri supaya kita lebih layak mendapat lebih dari apa yang kita punya saat ini. Jadi kuncinya cuma satu, SYUKUR. Syukur buat apaan? Syukur buat apapun keadaan kita saat ini, sesulit apapun itu, jalani aja. Kita kan udah yakin sama Allah, apalagi yang ngga bisa kita hadapi kalo keyakinan kita udah ditambatkan pada pemilik hidup matinya kita penguasa dunia dan seisinya?

Finally, tulisan ini dibuat oleh saya yang notabene sedang ‘merasa terjebak’, kesepian, penat dan mulai muak dengan perkuliahan yang saat ini saya tempuh. Hanya karena Allah, Dia kirimkan pada saya orang-orang hebat dan penuh nasehat sehingga saya bisa bangkit dalam berkali-kali jatuhnya saya dalam studi selama ini. Bukan sok pintar, pura-pura menasehati atau sombong menggurui tapi hanya teman yang suka berbagi seandainya ini menjadi inspirasi.

Berikut hadits yang menerangkan keutamaan mencari ilmu, kuliah juga mencari ilmu kan?

“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”

(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya:  Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)

Masih banyak lagi keutamaan ilmu yang dijelaskan di dalam Al-qur’an dan Sunnah, namun semoga yang sedikit ini menjadi pemicu semangat kita. Apapun itu, kita harus semangat yaa menjalani perkuliahan ini! Kita yang memulai perkuliahan ini maka akan kita akhiri dengan senyum dan tangis kebahagiaan pada diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Insya Allah, kita pasti bisa. 🙂

Leave a comment